Kasus COVID-19 kembali meningkat akhir-akhir ini. Hal ini tampak dari data kasus positif yang sebelumnya tercatat hanya 30-40 pasien dalam sepekan, sekarang kasusnya mencapai 267 pasien pada periode 28 November 2023 hingga 2 Desember 2023. Untuk mengatasi COVID-19, penting bagi kita untuk melakukan pencegahan.
Menurut dr. Nadia seperti melansir dari laman detikcom, meningkatnya kewaspadaan pada gejala pneumonia yang sedang merebak di China menyebabkan kenaikan kasus COVID-19. Tes COVID-19 adalah salah satu pemeriksaan saat ada keluhan batuk dan pilek, sehingga terdapat peningkatan deteksi penyakit.
Namun demikian, kita tidak perlu khawatir. Status pandemi sudah dicabut, setiap negara memang harus berdampingan dengan peningkatan COVID-19 yang bisa bermutasi. COVID-19 dalam jangka waktu lama akan melemah. Alih-alih panik, kita harus melakukan vaksin dan berbagai pencegahan.
Pencegahan COVID-19 dengan Habbatus Sauda
Penelitian terbaru yang terbit di Clinical and Experimental Pharmacology and Physiology yang dilakukan oleh University of Technology Sydney membuka potensi habbatus sauda untuk obat dan pencegahan COVID-19. Peneliti menemukan jika bahan aktifnya mampu menghentikan virus yang menyebabkan infeksi paru-paru.
Prof. Kaneez Fatima Shad, peneliti utama dalam riset ini mengatakan jika bahan aktif yang terdapat di habbatus sauda dan bunga adas bernama thymoquinone bisa menempel pada protein lonjakan virus COVID-19. Bahan aktif tersebut mampu menghentikan virus dalam menginfeksi paru-paru.
Lebih lanjut lagi, habbatus sauda bisa memblokir badai sitokin yang sering memengaruhi pasien dalam kondisi parah. Istilah badai sitokin merujuk pada respons imun yang berlebihan. Pada pasien COVID-19, peningkatan sitokin inflamasi menjadi salah satu penyebab sindrom pernapasan akut.
Penelitian Lain di Lapangan
Riset lain yang terbit di Phytotherapy Research juga pernah melakukan uji klinis acak sejenis. Penelitian ini untuk meneliti potensi campuran madu dan habbatus sauda dalam mengobati dan pencegahan pasien COVID-19. Penelitian ini melibatkan 313 pasien dengan 103 antaranya adalah pasien tingkat parah.
107 pasien sedang dan 50 pasien parah menerima habbatus sauda dan madu, sementara 103 pasien sedang dan 53 pasien parah lainnya menerima plasebo. Hasilnya, pemberian habbatus sauda dan madu menyebabkan pengurangan gejala pada hari ke-3 pada kasus sedang. Sementara pada kasus yang parah, COVID-19 mulai mereda pada hari ke-7.
Hasil penelitian ini menunjukkan jika habbatus sauda dan madu bisa meringankan gejala COVID-19 dan menghilangkan virus, serta mengurangi angka kematian pada pasien tingkat sedang dan parah. Menurut peneliti, formulasi ini adalah terapi yang aman, efektif, dan terjangkau untuk mengobati dan mencegah COVID-19.
Penutup
Di sisi lain, habbatus sauda menurut riset yang terbit di Global Health Science Group ternyata bisa menambah jumlah sel darah putih limfosit dan monosit. Selaras dengan itu, thymoquinone terbukti bisa mengatasi peradangan serta memperkuat kekebalan tubuh yang diperlukan saat terinfeksi.
Thymoquinone juga memiliki peranan potensial bukan hanya untuk pencegahan COVID-19 saja. Namun juga untuk mengatasi kondisi lain, seperti asma, eksim, kolesterol, tekanan darah tinggi, dan lain sebagainya. Terlebih, konsumsi habbatus sauda cenderung aman dan tidak ada efek samping yang berbahaya.