Sebagian besar orang mungkin pernah merasakan leher yang kaku, terutama saat bangun tidur atau setelah beraktivitas berat. Kadang, leher kaku juga muncul bersama keluhan lain, seperti nyeri dan pusing. Banyak orang sering mengira leher kaku disebabkan karena kolesterol, benarkah itu?
Tubuh sebenarnya membutuhkan kolesterol. Komponen ini memiliki fungsi yang beragam, seperti membentuk sel dan hormon. Namun, kadar kolesterol yang terlalu tinggi justru menimbulkan risiko kesehatan yang serius. Terlalu banyak kolesterol jahat di dalam tubuh akan menimbulkan penyakit.
Leher Kaku, karena Kolesterol Tinggi?
Mengutip dari laman Mayo Clinic, kolesterol tinggi umumnya tidak menunjukkan gejala yang terasa secara spesifik. Sehingga, untuk mengetahuinya perlu pemeriksaan dengan alat khusus oleh dokter. Pemeriksaan tersebut sangat penting karena kadar kolesterol tinggi yang berlangsung lama dapat berdampak serius terhadap kesehatan.
Banyak orang bertanya, apakah gejala leher kaku bisa menjadi pertanda kolesterol tinggi di dalam tubuh. Faktanya, rasa kaku di leher tidak memiliki kaitan langsung dengan tingkat kolesterol dalam tubuh. Siapa saja bisa mengalami kekakuan leher, terlepas karena kadar kolesterol mereka. Hal itu tidak memiliki hubungan yang terbukti secara langsung.
Kadar kolesterol yang berada di atas batas normal bisa menyebabkan penumpukan plak di dalam pembuluh darah. Penumpukan tersebut bisa meningkatkan risiko penyakit jantung koroner. Selain itu, hal tersebut bahkan bisa menghambat aliran oksigen ke otak secara tiba-tiba. Kolesterol tinggi kadang membuat leher kaku karena aliran darah terhambat, namun hal tersebut tidak bisa menjadi landasan utama untuk mendiagnosisnya.
Tanda Kolesterol yang Sudah Tinggi
1. Panel Lipid
Jika hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa kadar LDL berada pada level 160 mg/dL atau lebih, ini menandakan tingginya tingkat kolesterol dalam tubuh. Kolesterol LDL ini sering dianggap sebagai kolesterol jahat yang merugikan, karena bisa meningkatkan risiko seseorang terkena komplikasi.
Selain kadar LDL, jika hasil pemeriksaan untuk kolesterol total menunjukkan angka 240 mg/dL atau lebih, maka itu juga menandakan tingkat kolesterol dalam tubuh yang tinggi. Kadar kolesterol total yang berada dalam kisaran 200 hingga 239 mg/dL tergolong normal sesuai dengan standar acuan.
2. Lingkar Pinggang yang Besar
Jika indeks massa tubuh mencapai 30 atau lebih, tubuh memiliki peluang besar untuk memiliki kadar kolesterol tinggi. Kategori obesitas digunakan untuk BMI di atas 30. Obesitas mengakibatkan perubahan dalam metabolisme lemak dan kolesterol, yang meningkatkan risiko kadar kolesterol yang tinggi.
Lingkar pinggang juga menjadi indikator untuk menilai penumpukan lemak di sekitar perut. Lemak visceral yang berlebihan meningkatkan risiko penyakit jantung, diabetes tipe 2, dan kadar kolesterol yang tinggi. Lingkar pinggang di atas 40 inci pada pria atau di atas 35 inci pada wanita dianggap sebagai tanda penumpukan lemak visceral yang lebih tinggi.
Penutup
Leher yang kaku ternyata tidak serta merta timbul karena kolesterol tinggi. Namun, penting untuk mengetahui bahwa segala sesuatu terkait kolesterol tinggi dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius. Untuk itu, terapkan pola hidup yang sehat, serta konsumsi Habbatus Sauda 4 in 1 untuk membantu menjaga atau meredakan kadar kolesterol yang meningkat.