Setidaknya, ada dua miliar orang di dunia ini yang memiliki masalah obesitas. Menurut Riskesdas, 1 dari 3 masyarakat Indonesia bahkan mengalami obesitas. Meski obesitas timbul karena banyak faktor, pola makan dinilai menjadi penyebab utama. Diet dengan minyak zaitun, jadi cara untuk mencegahnya.
Minyak zaitun adalah minyak hasil penggilingan buah zaitun. Masyarakat dunia biasa mengonsumsi minyak zaitun dengan cara menaburkannya ke dalam pizza, pasta, salad, hingga roti. Minyak zaitun populer dengan manfaatnya yang bagus untuk jantung, tekanan darah, otak, hingga sifat anti-inflamasi di dalamnya.
Apa Bedanya Minyak Zaitun?
Minyak zaitun, terlebih yang berjenis extra virgin, adalah jenis lemak tak jenuh tunggal yang asalnya dari buah zaitun. Jenis ini kaya akan antioksidan hingga berbagai vitamin dan mineral yang bagus untuk kesehatan. Minyak zaitun sangat populer di daratan Eropa, Mediterania, hingga Timur Tengah.
Daripada minyak lainnya, minyak zaitun memiliki kandungan lemak tak jenuh tunggal yang lebih tinggi. Berbeda dengan lemak jenuh, lemak tak jenuh tunggal terbukti mampu menurunkan kadar kolesterol jahat, sekaligus meningkatkan kadar kolesterol baik. Sementara lemak jenuh malah sebaliknya.
Menurut penelitian yang terbit di NCBI, pemilihan jenis lemak lebih penting daripada jumlahnya. Tidak semua lemak bisa menambah berat badan, seperti halnya lemak dalam minyak zaitun, ialah lemak sehat yang justru mampu mengontrol berat badan. Sehingga, minyak zaitun sangat cocok digunakan sebagai asupan lemak utama.
Beberapa penelitian dan uji coba yang telah terbit dalam Journal of American College of Nutrition pada tahun 2017, menyimpulkan bahwa konsumsi minyak zaitun ternyata ada kaitannya dengan penurunan berat badan, indeks massa tubuh, dan lingkar pinggang yang jauh lebih baik daripada jenis lemak lain.
Diet dengan Minyak Zaitun, Efektif?
Salah satu bukti efektivitas minyak zaitun adalah diet Mediterania. Pola makan dalam diet tersebut mengutamakan konsumsi buah-buahan, sayuran, biji-bijian, kentang, dan kacang-kacangan. Meski diet ini kadang memanfaatkan ikan, namun sumber lemak utamanya tetap berasal dari minyak zaitun. Pola diet satu ini terkenal dengan manfaatnya dalam menjaga berat badan yang ideal.
Penelitian dalam jurnal British Journal of Nutrition, melakukan uji coba selama empat minggu pada sejumlah pria obesitas. Pria yang mengonsumsi asupan lemak tak jenuh tunggal terbukti mengalami penurunan berat badan secara bertahap, meskipun jumlah kalori total dan lemak hariannya tidak berubah. Minyak zaitun bisa memenuhi kebutuhan lemak harian tanpa khawatir berat badan bertambah.
Selain itu, minyak zaitun adalah asupan yang kaya akan MCT atau trigliserida rantai menengah. Melansir dari laman Healthline, MCT sendiri memiliki asam lemak dengan 6-12 atom karbon. MCT bisa dipecah dan diserap dengan cepat oleh hati, kemudian tubuh akan memakainya sebagai energi.
Meski manfaat MCT untuk diet masih menjadi perdebatan, MCT adalah trigliserida yang baik untuk menjaga kesehatan. Beberapa sumber menyebut MCT dapat menghasilkan hormon pengatur nafsu makan yang lebih banyak. Sumber lain menyebut MCT bisa meningkatkan pembakaran kalori dan lemak.
Cara Diet dengan Minyak Zaitun
Diet dengan minyak zaitun cenderung mudah. Layaknya minyak yang lain, minyak zaitun dapat digunakan untuk memasak, memanggang, atau bahkan dioles sebagai pengganti mentega. Selain itu, minyak zaitun sangat aman dikonsumsi secara langsung dalam bentuk minyak murni.
Untuk diet yang lebih efektif, minyak zaitun dengan jenis extra virgin adalah pilihan paling bagus. Jenis ini memiliki rasa paling kuat dan nutrisi paling tinggi. Minyak zaitun juga tinggi kalori, sehingga bisa dikonsumsi secukupnya. Kombinasikan juga dengan pola makan seimbang dan gaya hidup yang sehat.