Pentingnya Edukasi Bahaya Rokok pada Usia Remaja

Pentingnya Edukasi Bahaya Rokok pada Usia Remaja

Gemarnya generasi muda untuk merokok tidak lepas dari industri rokok yang menyasar anak muda sebagai sasaran utama. Untuk itu, upaya perlindungan dan edukasi pada generasi muda harus lebih kuat dan gencar. Bahaya dan efek buruk rokok sangat banyak, sementara manfaatnya tidak ada!

Indonesia menjadi salah satu negara dengan beban perokok pemula yang sangat besar. Menurut Komnas PT, usia pertama kali merokok pada rentang usia 10-14 tahun meningkat dari 17,3% pada 2013, menjadi 23,1% pada 2018. Bahkan, proporsi umur pertama kali merokok juga semakin muda dari tahun ke tahun.

Menurut Komnas PT, beberapa faktor yang menyebabkan anak-anak mulai mencoba rokok adalah pemasaran, seperti iklan dan promosi yang gencar dari industri rokok. Faktor lain seperti rendahnya edukasi tentang bahaya merokok dan mudahnya akses anak-anak untuk mendapatkan rokok juga turut andil dalam kenaikan persentase perokok usia remaja.

WHO Dorong Larangan Rokok di Sekolah

Berdasarkan pernyataan World Health Organization, 9 dari 10 perokok mulai merokok sebelum usia 18 tahun. Karena itu juga, WHO mendorong agar lingkungan sekolah agar terbebas dari produk rokok, baik rokok konvensional atau rokok elektrik, untuk melindungi generasi muda seluruh dunia.

“Menciptakan lingkungan bebas rokok dan nikotin di lingkungan sekolah merupakan hal mendasar untuk membantu mencegah generasi muda mulai merokok. Jika kita tidak segera bertindak, kita akan melihat generasi berikutnya sebagai pengguna tembakau dan nikotin yang merupakan hasil dari praktik tidak etis industri tembakau.”Hans Kluge, Direktur Regional Eropa WHO

Dalam publikasi yang terbit di laman resmi WHO pada 26 September 2023, WHO mengeluarkan rekomendasi untuk melarang rokok konvensional dan rokok elektrik di lingkungan sekolah. WHO menilai, industri tembakau tidak berhenti menjadikan generasi muda sebagai sasaran produk rokok.

WHO mendukung sekolah agar terbebas dari tembakau dan nikotin. Sekolah bisa melakukan panduan WHO melalui kebijakan komprehensif yang mencakup semua siswa, pengajar, hingga pengunjung. Sekolah pun perlu memberi informasi pencegahan bahaya rokok sekaligus dukungan bagi mereka yang ingin berhenti merokok.

“Baik ketika duduk di kelas, bermain di luar, maupun menunggu bus di halte, kita harus melindungi generasi muda dari menjadi perokok pasif serta melindungi dari emisi rokok elektrik yang beracun. Panduan itu juga melindungi generasi muda dari iklan yang mempromosikan produk tersebut.”Ruediger Krech, Direktur Promosi Kesehatan WHO

Dalam mewujudkan lingkungan sekolah yang bebas rokok, setidaknya WHO merekomendasikan empat hal. Mulai dari melarang produk tembakau dan nikotin, melarang penjualan produk nikotin di dekat sekolah, melarang iklan dan promosi, serta menolak sponsor industri tembakau terlibat.

Bahaya Pajanan Rokok pada Remaja

Melakukan edukasi bahaya dan dampak merokok sejak dini terasa begitu penting. Faktanya, meski sudah mengetahui dampak dan bahaya dari rokok, seseorang dewasa yang sudah kecanduan rokok kebanyakan tidak akan menghiraukan berbagai macam risiko kesehatan yang bahkan sudah tertulis dengan jelas pada setiap bungkus rokok.

Melansir dari laman American Lung Association, hampir setiap hari terdapat 2.500 anak di bawah 18 tahun mencoba rokok untuk pertama kali. Dari jumlah tersebut, 400 dari mereka akhirnya menjadi perokok aktif. Lebih mengerikannya lagi, 200 dari perokok aktif tersebut akhirnya meninggal karena kebiasaan dan bahaya rokok.

Memupuk kebiasaan merokok selama bertahun-tahun secara tidak sadar telah meningkatkan risiko untuk mengembangkan masalah kesehatan saat dewasa kelak. Maka dari itu, penting bagi remaja untuk tidak memulainya sejak awal, dengan mengetahui dampak dan bahayanya bagi kesehatan!

1. Kecanduan

Kecanduan adalah bahaya rokok yang akan muncul pertama kali. Tembakau sebagai bahan utama rokok mengandung senyawa nikotin yang bersifat adiktif. Karena itu, jika sudah menjadi kebiasaan, merokok akan menjadi hal yang susah untuk dihentikan. Tak butuh waktu lama bagi perokok untuk terbiasa dengan candu dari nikotin.

Terlebih, remaja yang merokok sejak usia dini akan cenderung mengembangkan kecanduan yang lebih parah. Remaja yang sudah terjangkit candu rokok, akan sulit menghentikannya, menimbulkan rasa bad mood dan suasana hati yang tidak tenang apabila tidak segera merokok. Ngeri bukan?

2. Meningkatkan Risiko Penyakit

Statistik dari Centers for Disease Control and Prevention membuktikan bahwa perokok lebih sering terkena penyakit pernapasan, seperti pilek, flu, bronkitis, hingga pneumonia. Terdengar seperti penyakit biasa yang umum di masyarakat ya, tapi lama-kelamaan penyakit tersebut bisa berkembang menjadi penyakit pernapasan yang lebih parah!

Terlebih, bagi remaja penderita asma, merokok bisa memperburuk dan meningkatkan frekuensi gejala asma timbul. Kerap terjadi juga, remaja yang sudah kecanduan rokok akan cenderung lebih memilih merokok daripada makan, membuatnya kekurangan nutrisi dan menurunkan imunitasnya.

3. Paru Berhenti Berkembang

Kebiasaan merokok terlalu dini sangat berpengaruh terhadap perkembangan paru-paru. Mengutip laman Centers for Disease Control and Prevention, rokok bahaya bagi organ vital satu ini, senyawa kimianya mampu menghambat pertumbuhan paru-paru pada usia remaja. Efeknya baru akan terasa saat beranjak dewasa, berbagai masalah kronis bisa muncul karena masalah ini.

Menurut dr. Deva Bachtiar, Sp.P melalui laman EMC, ada kemungkinan paru-paru kembali tumbuh dan berkembang jika kebiasaan merokok pada remaja berhenti total. Namun, itu tidak serta-merta menurunkan risiko kanker paru. Karena riset menunjukkan bahaya seorang anak yang merokok selama 20 hari, dampaknya hampir sama seperti seseorang yang telah merokok selama 40 tahun.

4. Sindrom Metabolik

Riset terhadap 5.000 remaja dengan rentang usia 10-18 tahun yang terbit di Paediatrics and International Child Health membuktikan, perokok aktif secara mengejutkan memiliki kaitan dengan sindrom metabolik. Meski terlihat sehat-sehat saja, faktanya perokok tidak pernah tahu apa yang sebetulnya terjadi di dalam tubuhnya. Bahaya rokok tetap saja mengintai penghisapnya.

Sindrom metabolik adalah munculnya beberapa kondisi dalam tubuh yang bisa meningkatkan risiko penyakit diabetes dan kardiovaskular. Beberapa sindrom metabolik sering terjadi bersamaan. Mulai dari obesitas, tekanan darah tinggi, kadar kolesterol jahat yang tinggi, hingga resistensi insulin.

Penutup

Banyak risiko kesehatan yang bisa terjadi pada seseorang yang mulai merokok sejak remaja. Untuk itu, segala bentuk edukasi dan perhatian dini sangat penting untuk mencegahnya. Mari cegah kebiasaan merokok sejak dini agar bahaya rokok tidak berdampak parah terhadap proses perkembangan anak saat dewasa kelak!