Konon, tekanan darah bisa naik karena kalap saat memakan gorengan. Padahal, siapa sih yang tidak doyan gorengan? Gorengan adalah salah satu makanan kegemaran orang Indonesia. Lantas, apakah stigma gorengan menyebabkan tekanan darah tinggi adalah benar? Mari kita cari tahu langsung dari ahlinya!
Menurut World Health Organization, tekanan darah tinggi adalah salah satu penyebab kematian dini di seluruh dunia. Masalahnya, penyakit ini jarang menimbulkan gejala. Bahkan, sekitar 46% penderita hipertensi tidak menyadarinya. Untuk itu, kita harus selalu waspada, salah satunya dari ancaman gorengan ini.
Bisakah Tekanan Darah Naik karena Gorengan?
dr. R.A. Adaninggar Primadia Nariswari, Sp.PD-KGH pernah menjelaskan hal ini pada sesi Siaran Radio Kesehatan yang tayang di kanal Instagram Kementerian Kesehatan. Beliau mengatakan jika pada dasarnya, tidak ada makanan yang jahat. Hanya saja, orang-orang cenderung mengonsumsinya secara berlebihan.
“Kalau ngomongin makanan, sebenarnya tidak ada makanan yang jahat, karena semua makanan itu sebenarnya ngga masalah asalkan kita tahu batasannya, berapa yang bisa dikonsumsi, termasuknya gorengan,” ujar dokter spesialis penyakit dalam itu saat menjelaskan batas konsumsi pada makanan.
Umumnya, tidak cukup satu bagi seseorang untuk memakan gorengan, pasti melebihi. Kondisi kalap inilah yang menurut dr. Adaninggar memunculkan stigma negatif tentang gorengan. Kebiasaan ini lalu menimbulkan penyakit, lalu gorengan akhirnya dikambinghitamkan sebagai makanan penyebab penyakit.
Gorengan, terutama yang dimasak secara deep-fried, memang memiliki kandungan lemak dan kalori yang sangat tinggi. Dalam sehari, tubuh manusia hanya butuh sekitar 2.000 kalori. Satu gorengan saja bisa mengandung hingga 400 kalori. Padahal, hampir tidak mungkin gorengan dimakan tanpa sumber kalori yang lain.
“Itulah yang menyebabkan akhirnya gorengan itu mudah untuk over, karena kalorinya berlebihan. Jadinya kegemukan, obesitas, overweight, nantinya ke diabetes, diabetes nanti hubungannya kepada tekanan darah tinggi,” sambung penjelasan dari dr. R.A. Adaninggar Primadia Nariswari, Sp.PD-KGH.
Kesimpulannya, memang memungkinkan tekanan darah untuk naik karena kalap makan gorengan. Namun, jika kita mau mengonsumsi gorengan itu secara bijak, sebetulnya tidak akan sampai menyebabkan penyakit. Gorengan adalah makanan dengan lemak dan kalori tinggi, tentunya aman untuk memakannya dengan bijak.
Cara Sehat dalam Memakan Gorengan
Kendati risiko penyakit yang bisa saja muncul jika mengonsumsinya secara berlebihan, menahan hasrat untuk tidak memakan gorengan adalah sesuatu yang cukup susah. Untungnya, penggemar gorengan tetap memiliki cara untuk meminimalisir risiko tersebut. Apa saja yang perlu kita perhatikan?
Umumnya, gorengan mengandung banyak lemak jenuh, seperti halnya kata dr. Adaninggar, “Lemak itu kan ada yang baik, ada yang tidak. Yang tidak baik itu biasanya asalnya dari asam lemak jenuh atau saturated fat. Asam lemak jenuh kebanyakan didapatkan dari minyak yang bisa padat di suhu ruang.”
Sementara itu, lemak yang baik adalah lemak tidak jenuh, tubuh sangat mudah mencerna lemak jenis ini. “Lemak tidak jenuh banyak di minyak-minyak yang asalnya dari tumbuh-tumbuhan, misalnya olive oil, canola oil, dan corn oil,” imbuh dr. Adaninggar. Cara sehat lain adalah menggoreng dengan air fryer.
Olive oil sendiri adalah sumber kaya bagi lemak tak jenuh dan antioksidan. Selain itu, jenis minyak ini memiliki manfaat dalam menurunkan risiko Alzheimer, kolesterol, penyakit kardiovaskular, jantung, hingga membantu mencegah penyakit akibat lemak jenuh yang berlebihan. Tertarik mencoba minyak zaitun?