Perubahan iklim dan suhu yang begitu cepat kerap menimbulkan gejala biang keringat pada bayi. Biang keringat, atau miliaria dalam sebutan medisnya, membuat bayi merasa gatal, bahkan kadang menimbulkan sensasi perih. Namun ternyata, ruam miliaria ini bisa sembuh dengan bahan alami.
Menurut data World Health Organization, setidaknya ada 80% penduduk yang mengalami biang keringat setiap tahunnya. Dari jumlah tersebut, 65% timbul pada bayi dan anak kecil. Menurut data Kemenkes, di Indonesia sendiri, hampir 50% prevalensi miliaria juga terjadi pada rentang usia bayi.
Penyebab dan Gejala Biang Keringat
Miliaria, heat rash, atau masyarakat lebih mengenalnya dengan biang keringat dan keringat buntet adalah ruam kemerahan yang muncul pada permukaan kulit. Seperti sebutannya, penyebab miliaria adalah terperangkapnya keringat di bawah kulit, menimbulkan rasa gatal dan perih pada area kulit.
Penyebab Biang Keringat
Gejala biang keringat timbul karena sebab tersumbatnya kelenjar keringat pada kulit. Tidak pasti mengapa bisa tersumbat, namun ada beberapa faktor yang memicu risiko biang keringat. Seperti perubahan iklim yang cepat, dari panas ke lembap atau sebaliknya, terlebih pada musim pancaroba.
Sementara pada bayi, kelenjar keringat belum berkembang sepenuhnya. Kondisi ini menyebabkan keringat lebih mudah tertahan di dalam kulit. Apalagi kebiasaan menggunakan pakaian tebal di saat cuaca sedang panas. Kebiasaan seperti berbaring terlalu lama juga mampu menahan oksigen di bagian punggung.
Gejala Biang Keringat
Biang keringat bukanlah penyakit serius. Namun, gejala umum biang keringat biasanya membuat kulit ruam kemerahan, serta memunculkan bintik-bintik yang terasa gatal dan perih. Selama waktu ini, bahan alami bisa mengatasinya, namun jika bintiknya membengkak atau mengeluarkan nanah, lebih baik konsultasikan ke dokter.
Habbatus Sauda untuk Obat Miliaria
Minyak habbatus sauda adalah minyak hasil ekstraksi tanaman dengan nama latin Nigella sativa. Tanaman ini juga dikenal dengan nama habbatus sauda, jintan hitam, hingga black seed. Selain bisa diminum, minyak habbatus sauda juga kerap dipakai secara oles untuk pengobatan dan perawatan kulit.
Melansir dari sebuah penelitian yang terbit di Jurnal Ilmu Kebidanan pada tahun 2021, minyak habbatus sauda terbukti efektif untuk mengobati gejala biang keringat pada bayi. Riset tersebut mencoba menerapkan pemberian minyak habbatus sauda pada sejumlah bayi penderita miliaria.
Dari sejumlah bayi yang menderita miliaria profunda, miliaria kristalina, dan miliaria rubra, peneliti memberikan olesan minyak habbatus sauda pada pagi dan sore selama 3 hari. Dalam kurun waktu tersebut, 60% pasien terbukti merasakan kesembuhan, sementara 40% lainnya sudah merasakan gejala yang mereda.
Senyawa Aktif Minyak Habbatus Sauda
Secara alami, minyak habbatus sauda memiliki senyawa yang mampu melawan efek histamin dan mikroba. Selain bisa menyehatkan kulit, minyak habbatus sauda juga berperan sebagai penumpas virus dan bakteri pada area kulit. Kandungan ini membuatnya cocok untuk mengobati ruam, gatal, dan sejenisnya.
Thymoquinone adalah antioksidan yang terkandung di dalam habbatus sauda. Komponen aktif ini mampu melawan paparan radikal bebas yang bersifat merusak sel kulit. Radikal bebas sendiri kerap menjadi penyebab berbagai penyakit kulit, karena paparannya dapat mencegah kelancaran oksigen pada kulit.
Apakah Aman untuk Kulit?
Karena berasal dari bahan herbal alami, penggunaan habbatus sauda pada kulit cenderung aman dan jarang menimbulkan efek samping. Namun, untuk penggunaan pertama kali, sebaiknya coba dulu dalam jumlah sedikit demi sedikit untuk menguji bagaimana respon dan reaksi kulit terhadapnya.
Penutup
Biang keringat atau keringat buntet adalah penyakit yang cukup umum pada bayi dan anak. Meski terlihat sepele, gejala biang keringat bisa membuat bayi rewel dan sulit untuk tidur. Cara terbaik untuk mencegah biang keringat adalah dengan menghindari beberapa faktor pemicu sumbatan keringatnya.
Orang tua bisa menjaga kulit tubuh bayi dan anak agar tetap dingin dan sejuk. Jika cuaca sedang panas, sebaiknya jangan gunakan pakaian ketat dan hindari aktivitas luar ruangan. Namun, jika anak sedang aktif-aktifnya, pastikan untuk selalu menyeka keringatnya di saat dan setelah beraktivitas.