Bagi sebagian orang, thibbun nabawi mungkin bukan istilah yang asing, sudah banyak yang menerapkan metode ini dalam kehidupan sehari-hari. Penerapan metode thibbun nabawi identik dengan bahan-bahan alami seperti madu, habbatus sauda, minyak zaitun, kurma, dan lainnya. Bahan-bahan tersebut diyakini mampu mengobati dan mencegah penyakit tertentu, seperti yang tertulis dalam kitab atau riwayat dalam hadis.
Thibbun nabawi merujuk pada usaha pengobatan dan pencegahan yang sesuai ajaran Rasulullah ﷺ dan Qur’an. Setelah Rasulullah ﷺ meninggal dunia, kemudian ajaran Islam semakin meluas, banyak muncul literatur dan buku dari para cendekiawan muslim, salah satunya memuat tentang metode pengobatan ini. Sampai sekarang, metode ini masih dipakai sebagai penyembuhan berbagai penyakit.
Istilah Thibbun Nabawi
Kalimat thibbun nabawi digunakan Ibnu Qayyim dalam bukunya yang berjudul al-Tibb al-Nabawi. Buku ini memuat metode pengobatan yang bersumber dari perkataan Rasulullah ﷺ yang diriwayatkan dalam berbagai hadis sahih. Selanjutnya, hingga saat ini buku karya Ibnu Qayyim tersebut sering menjadi rujukan terkait metode pengobatan thibbun nabawi.
Ajaran Islam penuh dengan beragam pengobatan dan penyembuhan yang bermanfaat kesembuhan dengan izin Allah. Sehingga, jika penyakit dirasa masih bisa disembuhkan dengan bahan alami yang sederhana sesuai ajaran Rasulullah ﷺ, seharusnya kita tidak beralih ke pengobatan kimiawi yang kompleks. Tentunya dengan diagnosis, dosis, dan syarat yang tepat.
Karena itulah, Ibnu Qayyim berkata, “Sungguh para tabib telah sepakat bahwa ketika memungkinkan pengobatan dengan bahan makanan maka jangan beralih kepada obat-obatan (kimiawi). Ketika memungkinkan mengonsumsi obat yang sederhana, maka jangan beralih memakai obat yang kompleks.”
Salah satu bahan alami yang dibahas oleh Ibnu Qayyim dalam bukunya al-Tibb al-Nabawi adalah habbatus sauda. Dalam banyak hadis diriwayatkan tentang khasiat dan pengobatan yang dilakukan Rasulullah ﷺ dengan bahan ini.
“Sungguh dalam habbatus sauda itu mempunyai penyembuh segala penyakit, kecuali as-sam.” Aku meminta keterangan, “Apakah as-sam itu?” Dia menjawab, “Kematian” (HR. Bukhari)
Thibbun Nabawi dengan Habbatus Sauda
Habbatus sauda telah digunakan dalam pengobatan tradisional sejak ribuan tahun lalu. Baru pada zaman kedokteran modern saat ini berhasil diungkap bahwa kandungan nutrisi di dalam habbatus sauda begitu kaya, termasuk minyak esensial, protein, lemak, karbohidrat, serat, serta vitamin dan mineral seperti kalsium, zat besi, dan magnesium. Itulah sebabnya, Rasulullah ﷺ telah merekomendasikan biji-bijian ini digunakan sebagai pengobatan sejak dahulu.
Dalam buku al-Tibb al-Nabawi karya Ibnu Qayyim, dijelaskan beberapa praktik dan cara menggunakan habbatus sauda untuk mengobati penyakit tertentu. Mulai dari menghilangkan ketombe, hingga mengobati ambeien.
- Jika ditumbuk lalu dibuat adonan dengan campuran madu, lalu diminum setelah dicampur air panas, bisa menghancurkan batu ginjal dan batu di kandung kencing, memperlancar air seni, haid, hingga ASI dengan konsumsi rutin.
- Jika dipanaskan dengan campuran cuka buah, kemudian dioleskan di perut, pasti akan membunuh bakteri.
- Bila dibuat adonan dengan air tepung basah atau tepung yang sudah dimasak, mampu mengeluarkan cacing dengan lebih kuat.
- Berkhasiat juga menyembuhkan pilek dingin, bila ditumbuk dan diletakkan di sebuah kain kemudian dihirup, niscaya pilek itu akan hilang.
- Bila diminum kira-kira dengan takaran satu sendok dicampur air, bisa juga menghilangkan sesak nafas dan sejenisnya.
- Bila dibalutkan ke kepala, bisa juga mengatasi penyakit pusing biasa.
- Bila dibuat adonan dengan air, bisa juga berkhasiat menambah ASI. Bisa juga mengatasi flu bila dijadikan sebagai gurah.
- Bila dimasak dengan cuka dan digunakan untuk berkumur-kumur, berfungsi mengobati sakit gigi karena kedinginan.
- Bila digunakan sebagai gurah dalam bentuk bubuk, berfungsi untuk memancing air mata yang diperlukan untuk dikeluarkan.
- Bila digunakan sebagai pembalut dicampur dengan cuka, bisa mengatasi jerawat dan kudis bernanah.
- Berkhasiat mengobati kelumpuhan di bagian wajah bila digunakan sebagai gurah dalam bentuk minyak.
- Bila diminum dengan takaran kira-kira satu gelas atau setengah gelas bisa berkhasiat mengobati akibat gigitan tawon berbisa.
- Bila dibalurkan dalam bentuk dicampur dengan minyak bawang putih, lalu diteteskan di telinga tiga kali bisa mengatasi hawa dingin, angin, dan penyumbatan.
- Bila disangrai lalu ditumbuk halus kemudian dicampurkan dengan minyak zaitun dan diteteskan di lubang hidung tiga kali hingga empat kali bisa berkhasiat mengatasi pilek yang disertai banyak bersin-bersin.
- Kalau dibakar dan dicampurkan dengan lilin yang dicairkan dengan minyak sausan atau minyak inai, lalu dibalurkan pada luka di betis setelah terlebih dahulu dibersihkan dengan cuka, berkhasiat menyembuhkannya.
- Bila ditumbuk halus, setiap hari secara teratur dibalurkan ke luka gigitan anjing gila, sebagian dua atau tiga kali oles, lalu dibersihkan dengan air, pasti berkhasiat menyembuhkan hingga bisa menyelamatkan dari kematian.
- Bila digunakan sebagai gurah dalam bentuk minyak, berguna mengatasi flu dan tetanus, bisa mengusir kuman-kumannya. Bila dibakar, asapnya bisa mengusir serangga.
- Bila dicairkan dengan enzoat, kemudian dicampur dengan air, lalu dioleskan di bagian bawah lingkaran perut baru dibubuhi dengan habbatus sauda, akan menjadi semacam balsem yang berkhasiat sekali mengatasi wasir atau ambeien.
Thibbun nabawi tidak berlawanan dengan ketentuan medis modern, tidak ada salahnya menerapkan saran dokter sambil menerapkan thibbun nabawi. Lebih dari itu, sebagai obat, sudah seharusnya habbatus sauda dikonsumsi sesuai dosis, porsi, dan racikan yang tepat. Efek samping lainnya bisa saja terjadi jika mengonsumsinya dengan tidak tepat, maka hal yang bijak jika berkonsultasi ke ahlinya terlebih dahulu.
Lalu yang terakhir, thibbun nabawi sangat erat berkaitan dengan keimanan seseorang kepada Allah. Demikianlah jika kita berobat dengan metode thibbun nabawi, ada unsur keimanan dan kepercayaan dan tidak semata-mata tentang sebab-akibat saja.
“Air zam-zam itu sesuai dengan apa yang diniatkan peminumnya.” (HR. Ibnu Majah)
Seperti sabda Rasulullah ﷺ yang menyebutkan sebab-sebab kesembuhan:
- Pengetahuan obat dan penyembuhan.
- Akurasi diagnosis dan ketepatan obat.
- Izin Allah untuk menyembuhkan.
Demikianlah pembahasan pada web Thibbun Nabawi HIU yang singkat ini. Seperti tertulis dalam hadis, tidaklah Allah menciptakan suatu penyakit, kecuali dengan obatnya. Tugas manusia dengan bertawakal, akan sembuh dengan izin Allah.
“Tidaklah Allah menurunkan penyakit kecuali Dia turunkan bagi penyakit itu obatnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)