Sebagian besar masyarakat Indonesia mengenal minyak zaitun sebagai minyak nabati yang penuh dengan kandungan nutrisi. Oleh masyarakat lokal, minyak zaitun kerap kali dijadikan obat oles atau suplemen kesehatan dengan cara dikonsumsi langsung atau dicampurkan dalam makanan. Hal tersebut memang beberapa pemanfaatan minyak zaitun yang sering digaungkan oleh pakar kesehatan maupun media-media lokal.
Minyak dan buah zaitun, secara bahan mengandung nutrisi yang banyak, seperti kalori, lemak sehat, kalsium, kalium, natrium, vitamin E dan K, kolin, flavonoid, hingga polifenol. Lemak sehat yang terkandung seperti asam oleat serta lemak tak jenuh ganda dan tunggal. Yang tak kalah penting adalah kandungan omega 3 dan omega 6 yang sangat dibutuhkan oleh tubuh, tapi tidak dapat diproduksi oleh tubuh itu sendiri, maka harus didapatkan dari makanan seperti pada minyak zaitun ini.
Tidak banyak yang tahu, jika minyak zaitun hadir dengan jenis yang beragam di pasaran. Sebagian besar masyarakat menganggap jika semua minyak zaitun itu sama. Padahal, setiap jenis minyak zaitun yang ada mengalami proses produksi yang berbeda, hal itu berimbas pada kandungan nutrisinya juga yang berbeda serta fungsi penggunaan yang berbeda pula. Lalu, apa saja jenisnya, kemudian mana yang lebih murni?
Dalam proses pengolahan buah zaitun hingga menjadi minyak, umumnya dibedakan menjadi dua kategori, yaitu refined dan unrefined. Dua kategori tersebut, nantinya menghasilkan jenis produk minyak zaitun yang berbeda pula di pasaran. Adapun perbedaan antara refined dan unrefined seperti berikut ini.
- Minyak zaitun refined mengalami proses pengolahan tambahan, sementara unrefined diproses lebih sedikit atau bahkan tidak diproses sama sekali.
- Minyak zaitun refined umumnya dihasilkan dari buah zaitun yang kurang berkualitas, sehingga dalam produksinya melibatkan bahan kimia dan pemanasan yang lebih tinggi agar minyaknya netral dari bau dan kotoran. Hasilnya, minyak refined memiliki rasa dan warna yang lebih ringan, namun dengan nutrisi yang berkurang.
- Sementara itu, minyak zaitun unrefined biasanya menggunakan buah zaitun yang berkualitas tinggi, proses ekstraksinya secara alami atau tanpa pemanasan berlebih, tentunya tanpa menggunakan bahan kimia tambahan juga. Karena itu, minyak unrefined memiliki rasa, aroma, dan warna yang lebih kuat. Hasilnya, nutrisi yang terkandung juga lebih tinggi.
- Di pasaran, minyak zaitun unrefined menghasilkan produk dengan jenis extra virgin oil dan virgin oil. Sementara minyak zaitun refined menghasilkan produk dengan jenis pure oil dan light oil.
Walau sama-sama minyak zaitun, kandungan nutrisinya berbeda, kemudian titik asap pada minyak refined juga lebih rendah. Ini membuat hasil dari minyak zaitun refined dianggap lebih cocok jika digunakan untuk pemanas, pelumas, dan grilling. Sementara jika dimaksudkan untuk mengambil manfaatnya dengan cara dikonsumsi atau dicampur mentah dengan makanan lain, maka lebih cocok menggunakan minyak unrefined.
Dari kategori minyak refined dan unrefined tadi, masing-masing menghasilkan jenis produk lagi yang berbeda. Extra virgin dan virgin, pure dan light. Apa perbedaannya?
Extra Virgin Olive Oil & Virgin Olive Oil
Jenis extra virgin olive oil maupun virgin olive oil sama-sama dihasilkan dengan proses yang sama, yaitu unrefined. Oleh karena itu, minyak zaitun jenis ini memiliki rasa, aroma, dan warna yang lebih kuat. Rasa dan kandungannya cenderung tidak banyak berubah dari buahnya. Kedua jenis ini dinilai memiliki nutrisi yang lebih tinggi.
Perbedaannya, dikutip dari Ralali News, extra virgin olive oil hanya mengalami satu tahap pemerasan, sementara virgin oil mengalaminya dalam dua tahap. Kandungan extra virgin olive oil dinilai lebih tinggi daripada virgin olive oil. Extra virgin mempunyai kandungan asam oleat 0,8% saja, sedangkan virgin oil bisa mencapai 2% dalam sebuah kemasan.
Kedua minyak unrefined ini memiliki titik asap yang sangat rendah. Sehingga jika digunakan untuk memanaskan makanan, kontraksinya lebih lama. Tapi, bukan berarti kedua jenis ini tidak bisa digunakan untuk memanaskan, hanya saja biasanya extra virgin oil maupun virgin oil dijadikan dressing dalam salad, atau produk lain yang tak butuh dipanaskan seperti roti-roti berisi sup kental atau semur. Karena kemurniannya juga, bisa diminum secara langsung, digunakan untuk perawatan kulit, atau pendamping ASI.
Pure Olive Oil & Light Olive Oil
Jenis minyak zaitun ini adalah hasil dari pemrosesan secara refined. Seperti yang sudah dijelaskan, minyak jenis ini mengalami proses pemurnian. Prosesnya dengan cara dipanaskan dengan suhu tinggi dan ditambahkan zat kimia. Rasa, aroma, dan warnanya cenderung lebihh terang.
Baik pure oil dan light oil, keduanya punya titik asap yang tinggi, sehingga cocok untuk memanaskan makanan. Kedua jenis ini, biasanya memang digunakan untuk teknik memasak masakan panas, seperti memanggang dan menggoreng. Tetapi, karena titik asapnya yang tinggi, khasiat dan manfaat asli dari jenis minyak ini berkurang jauh, bahkan pada beberapa jenis khasiat kesehatannya sudah hilang, konsumen harus lebih teliti saat membelinya. Kedua jenis ini, memiliki asam lemak hingga lebih dari 4% dalam tiap kemasannya.
Penutup
Ternyata, minyak zaitun yang ada di pasaran punya jenis yang beragam dengan kandungan dan kualitas yang berbeda pula. Tiap jenisnya juga punya fungsi yang berbeda-beda. Jika diurutkan dari yang paling murni, maka diambil kesimpulan hasilnya adalah extra virgin, virgin, pure, hingga light.
Jika membeli minyak zaitun dengan maksud untuk mengambil manfaat dan khasiatnya, lebih baik memilih produk berjenis extra virgin. Bicara soal extra virgin olive oil, di Indonesia ini ada produk bernama EVO Zaitun Oil dari Herbal Indo Utama. Selain manfaat dan khasiatnya banyak, harganya juga murah, pantas jika sampai sekarang produknya masih menjadi primadona masyarakat.