Minyak zaitun adalah minyak yang berasal dari ekstraksi buah zaitun. Sering disebut dengan minyak nabati paling sehat, kandungan minyak zaitun sangat kaya, terdiri dari berbagai variasi nutrisi. Diketahui, minyak zaitun kaya akan lemak esensial, kalsium, kalium, natrium, vitamin E, vitamin K, hingga senyawa seperti flavonoid dan polifenol.
Banyak penelitian membuktikan jika minyak zaitun ternyata memiliki banyak manfaat untuk kesehatan tubuh. Senyawa dan nutrisinya mampu mengontrol lemak dan gula darah, secara aktif dapat menurunkan tekanan darah, mengurangi risiko penyakit stroke dan jantung, mencegah pertumbuhan sel kanker, mengatasi sembelit, menjaga kelembapan kulit, hingga memelihara fungsi saraf dan otak.
Cara Konsumsi Minyak Zaitun
Satu-satunya jenis minyak yang bisa dikonsumsi atau diminum secara langsung setelah proses ekstraksi adalah minyak zaitun. Tidak seperti minyak lain yang tidak bagus untuk dikonsumsi secara mentah, justru meminum minyak zaitun secara langsung diketahui dapat menjaga kandungan dan manfaat nutrisinya. Dengan takaran sekali minum hingga 1-2 sendok makan, dinilai mampu mengaktifkan sifat senyawanya sebagai anti-inflamasi.
Tak hanya diminum langsung, tentu saja minyak zaitun bisa dikonsumsi dalam bentuk lain, seperti minyak pada umumnya dengan menambahkannya pada bahan makanan lain.
Untuk Menumis
Cara paling mudah untuk memanfaatkan minyak zaitun adalah dipakai sebagai pengganti minyak sayur untuk menumis. Minyak zaitun diketahui lebih sehat dibandingkan dengan minyak sawit. Selain lebih sehat, tentu akan menjadikan tumisan lebih beraroma lezat dan menggugah rasa. Mengganti minyak goreng biasa dengan minyak zaitun juga terbukti dapat mengurangi risiko penyakit jantung, karena asam oleat terbukti menurunkan kadar kolesterol jahat dan membantu mengurangi peradangan.
Untuk Memanggang
Tidak jauh berbeda dengan minyak nabati lain atau margarin, minyak zaitun juga sering dipakai untuk memanggang. Biasanya, minyak zaitun digunakan untuk memanggang makanan-makanan hewani, seperti steak atau campuran nasi panggang. Aroma minyak zaitun yang menyatu dengan daging akan terasa lezat, selain itu juga membantu menghilangkan bau amis.
Untuk Dressing Salad
Mungkin tidak asing lagi dengan pemakaian minyak zaitun dalam salad. Jika dilihat pada hidangan orang barat ini, minyak zaitun biasanya langsung dikucurkan saja pada buah dan sayur yang telah tertata di piring. Selain itu, untuk menambah aroma dan cita rasanya, sering juga ditambahkan perasan lemon, oregano, hingga bawang putih. Tanpa proses pemanasan, pastinya kandungan nutrisi yang didapat lebih maksimal.
Untuk Campuran Makanan
Mencampurkan minyak zaitun pada hidangan berkuah seperti sup atau sayuran dapat memberikan cita rasa lemak nabati yang khas. Saat dinikmati dalam keadaan masih panas, aroma yang muncul akan menggunggah selera makan. Selain itu, bisa juga dicampurkan pada makanan program diet, seperti oatmeal yang mungkin bagi beberapa orang kurang terbiasa dengan aromanya, bisa ditambahkan minyak zaitun.
Tips Konsumsi Minyak Zaitun
Penggunaan minyak zaitun dengan cara digoreng, dipanggang, atau dipanaskan tentu akan mengurai kandungan nutrisi yang ada di dalamnya. Sebagai solusi sehat, ada beberapa tips dalam penggunaannya agar kandungan nutrisinya tidak hilang begitu saja.
Tuang Minyak Zaitun Secukupnya
Minyak zaitun mengandung kalori yang cukup tinggi, justru akan optimal jika dikonsumsi secukupnya saja. Untuk memasak, takaran yang tepat adalah 1-2 sendok makan dalam setiap porsi masakan. Konsumsi minyak zaitun dalam jumlah yang berlebihan dapat menyebabkan efek samping seperti diare, mual, muntah, dan sakit kepala.
Gunakan Suhu Masak Rendah
Cara memasak terbaik dengan minyak zaitun adalah dengan menggunakan suhu panas yang tidak terlalu tinggi. Artikel ilmiah pada Journal of Agricultural and Food Chemistry pada tahun 2007 mengatakan bahwa kadar vitamin E dan polifenol pada minyak zaitun bisa berkurang hingga 30% saat dipanaskan dengan suhu 180 °C.
Jangan Dipanaskan Terlalu Lama
Tidak hanya pada minyak zaitun, proses memasak lainnya yang melibatkan suhu tinggi terbukti dapat mengurangi zat gizi yang terkandung. Bukan hanya suhu, waktu pemanasan juga berpengaruh. Artikel ilmiah pada Journal of Agricultural and Food Chemistry pada tahun 2009 mengatakan bahwa memanaskan minyak zaitun selama lebih dari satu jam pada suhu 240 °C mengurangi kandungan ooleocanthal hingga 19% banyaknya. Selain kandungannya, terlalu lama memanaskan juga bisa mengubah rasa minyak zaitun itu sendiri.
Penutup
Setelah membaca artikel ini, diketahui ternyata cara konsumsi minyak zaitun ada banyak. Mulai dari diminum langsung hingga dicampurkan dengan makanan lain. Tak hanya itu, dalam proses penggunaannya, ada kiat-kiat khususnya juga agar nutrisi yang terkandung tidak berkurang saat dikonsumsi.
Selain itu, hal lain yang tidak kalah penting adalah cara penyimpanannya. Minyak zaitun lebih baik disimpan di tempat yang kering dengan suhu sejuk. Kemudian, perhatikan masa kadaluarsanya, umumnya minyak zaitun bisa bertahan dalam botol hingga 2 tahun, seiring waktu tentu ada perubahan cita rasa pada minyaknya. Lalu, hindari dari paparan sinar karena dapat memicu oksidasi yang akan memecah molekul lemak dalam minyak zaitun sehingga kualitasnya berkurang.
Minyak zaitun dengan kualitas terbaik adalah jenis extra virgin olive oil. Minyak jenis ini diproduksi tanpa pemanasan dan pengepresan berlebih. Hasilnya adalah didapatkan kandungan minyak zaitun paling murni, tentunya dengan nutrisi paling tinggi pula. Produk jenis ini salah satunya terdapat pada merek EVO Zaitun Oil dari Herbal Indo Utama yang bisa dibeli melalui tautan di situs ini, hadir dengan harga lebih murah, menjadikannya selalu menjadi primadona masyarakat Indonesia.