Indonesia, negara kita tercinta adalah tempat di mana kita melalui masa kecil yang indah. Tempat yang menghantarkan kita pada berbagai kenangan yang tidak akan pernah pudar dari ingatan. Di negara ini pula, hidup banyak anggota keluarga, kerabat, dan teman yang menyayangi kita. Tanah air bukan hanya sebidang wilayah geografis, lebih dari itu, di dalamnya terdapat nilai budaya, agama, dan ikatan emosional yang mendalam.
Meski manusia tersebar di berbagai belahan dunia, pada akhirnya, setiap orang punya sebuah titik pusat dalam hatinya yang kita panggil sebagai tanah air. Negara kita adalah negara dengan syiar Islam yang tampak, penduduknya bisa melakukan ibadah dengan mudah dan nyaman. Menurut Ustadz Raehanul Bahraen, manusia secara tabiat dan fitrahnya akan cinta dengan tanah airnya.
Cinta Tanah Air, Fitrah Manusia
Secara fitrahnya, manusia akan cinta dengan tanah airnya. Hal ini pernah dijelaskan oleh Syekh Al-Albani dengan mengutip perkataan Ash-Shagani dan yang lainnya, cinta tanah air itu sebagaimana kita cinta pada harta, istri, anak, dan sejenisnya. Itu adalah tabiat dan fitrah manusia.
إذ إن حب الوطن كحب النفس، والمال، ونحوه، كل ذلك غريزي في الإنسان، لا يمدح بحبه، ولا هو من لوازم الإيمان؛ ألا ترى أن الناس كلَّهم مشتركون في هذا الحب، لا فرق في ذلك بين مؤمنهم وكافرهم
“Jadi, cinta tanah air itu sebagaimana cinta terhadap jiwa, cinta terhadap harta, dan semisalnya. Semua ini adalah tabiat (fitrah) pada manusia. Tidak dipuji karena cinta ini saja (secara syariat cinta ini wajar dan hukum asalnya tidak bernilai ibadah), tidak pula termasuk dari konsekuensi iman (bagian dari iman). Tidakkah engkau melihat semua manusia memiliki kesamaan dalam cinta ini (cinta tanah air). Tidak ada perbedaan antara muslim dan kafir (mereka semua cinta tanah air).” (Silsilah Al-Ahadits Ad-Dhaifah, No. 36)
زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوَاتِ مِنَ النِّسَاءِ وَالْبَنِينَ وَالْقَنَاطِيرِ الْمُقَنطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَاْلأَنْعَامِ وَالْحَرْثِ ذَلِكَ مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَاللهُ عِندَهُ حُسْنُ الْمَئَابِ
Allah ﷻ juga pernah berfirman melalui QS. Ali ‘Imran ayat 14, “Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, berupa wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak, dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).”
Rasulullah ﷺ Cinta Tanah Airnya
Dalam beberapa riwayat hadis, disebutkan bahwa Rasulullah ﷺ pun cinta terhadap tanah airnya. Beliau ﷺ mencintai Kota Mekah dan menunjukkan kesedihan yang mendalam ketika harus meninggalkan tanah airnya untuk berhijrah. Seperti sabda Rasulullah ﷺ yang tertulis dalam sebuah hadis.
وَاللَّهِ إِنَّكِ لَخَيْرُ أَرْضِ اللَّهِ وَأَحَبُّ أَرْضِ اللَّهِ إِلَى اللَّهِ وَلَوْلَا أَنِّي أُخْرِجْتُ مِنْكِ مَا خَرَجْتُ
“Demi Allah, sungguh engkau (wahai Mekah) adalah bumi Allah yang paling baik dan yang paling dicintai oleh-Nya. Sekiranya bukan karena aku diusir dari engkau, tentu aku tidak akan keluar meninggalkan engkau.” (HR. Ahmad)
Begitu juga ketika Rasulullah ﷺ sampai di Kota Madinah, Rasulullah ﷺ berdoa kepada Allah ﷻ agar memberikan rasa cinta kepada Kota Madinah seperti cinta beliau ﷺ kepada tanah air Mekah. Seperti yang diriwayatkan dalam hadis Imam Bukhari di bawah ini.
اللهم حَبِّبْ إِلَيْنَا الْمَدِينَةَ كَحُبِّنَا مَكَّةَ أَوْ أَشَدَّ
“Ya Allah, jadikanlah kami mencintai Madinah, sebagaimana kecintaan kami kepada Mekah atau lebih.” (HR. Bukhari)
Mengapa Kita Harus Cinta Indonesia?
Mengutip dari perkataan Ustadz Raehanul Bahraen, beliau menjelaskan bahwa Indonesia adalah negara dengan syiar-syiar Islam yang tampak. Di negara ini, kita bisa mudah melakukan berbagai macam ibadah, seperti melakukan salat berjamaah di masjid, mudah melakukan salat Idul Fitri atau Idul Adha, memakai jilbab serta niqab, dan lainnya.
Kemudahan tersebut, menurut Ustadz Raehanul Bahraen membuat kaum muslimin semakin cinta dengan tanah airnya. Kita bisa lihat pula, betapa banyak orang yang merantau ke luar negeri, ketika bertemu momen hari raya, mereka sangat rindu dengan suasana tanah air. Syekh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin juga pernah menjelaskan tentang kecintaan tanah air kepada negara yang di mana syiar Islam tampak.
وأن ذلك حديث عن رسول الله صلى الله عليه وسلم كذب. حب الوطن إن كان إسلاميًا فهذا تحبه لأنه إسلامي، ولا فرق بين وطنك الذي هو مسقط رأسك أو الوطن البعيد عن بلاد المسلمين كلها وطن إسلامي يجب أن نحميه. على كل حال؛ يجب أن نعلم أن النية الصحيحة هي أن نقاتل من أجل الإسلام في بلدنا أو من أجل وطننا لأنه إسلامي لا لمجرد الوطنية
“Bahwa (menyatakan) hadis tersebut adalah dari Nabi ﷺ merupakan kedustaan. Cinta tanah air, apabila tanah air tersebut adalah negara Islam, maka Engkau mencintainya karena itu merupakan negara Islam. Tidak ada perbedaannya antara tanah airmu yang merupakan tanah kelahiranmu atau negara lain yang jauh (yang merupakan) negeri kaum muslimin. Semuanya negara Islam, maka kita wajib menjaga dan melindunginya. Perlu diketahui bahwa niat yang benar adalah kita membela tanah air karena Islam ada di negara kita, atau karena negara kita adalah negara Islam, bukan semata-mata karena rasa cinta tanah air saja.” (Riyadhus Shalihin, 1:56)
Banyak ulama menjelaskan bahwa kita harus bersemangat untuk melakukan kebaikan untuk negara Islam, turut serta menjaga kestabilan, membela, atau menjaganya dari bahaya. Salah satunya, pernah dijelaskan oleh Syekh Abdul Aziz bin Baz, menjaga kestabilan situasi dan penduduk pada negara di mana syiar Islam tampak adalah kewajiban bagi setiap muslim.
أما الوطن فيحب إن كان إسلاميًا، وعلى الإنسان أن يشجع على الخير في وطنه وعلى بقائه إسلاميًا، وأن يسعى لاستقرار أوضاعه وأهله وهذا هو الواجب على كل المسلمين
“Adapun tanah air, apabila merupakan negara Islam (tampak syiar-syiar Islam), maka wajib bagi rakyatnya untuk bersemangat melakukan kebaikan untuk tanah airnya dan untuk kelestariannya (agar) tetap menjadi negara Islam. (Dan wajib) berusaha untuk menjaga kestabilan situasi keadaan dan penduduknya. Hal ini merupakan kewajiban bagi setiap muslim.” (Majmu’ Fatawa wa Maqalaat, 9:317)
Antara Kecintaan Tanah Air dan Agama
Kecintaan kita terhadap tanah air, jangan sampai membuat kita melakukan hal yang dilarang agama. Para ulama sering berpesan agar kecintaan dunia tidak mengalahkan cinta kita terhadap agama. Allah ﷻ pernah menurunkan ayat untuk orang yang tidak mau berhijrah, padahal kondisi mengharuskan untuk hijrah.
إِنَّ الَّذِينَ تَوَفَّاهُمُ الْمَلَائِكَةُ ظَالِمِي أَنْفُسِهِمْ قَالُوا فِيمَ كُنْتُمْ قَالُوا كُنَّا مُسْتَضْعَفِينَ فِي الْأَرْضِ قَالُوا أَلَمْ تَكُنْ أَرْضُ اللَّهِ وَاسِعَةً فَتُهَاجِرُوا فِيهَا فَأُولَئِكَ مَأْوَاهُمْ جَهَنَّمُ وَسَاءَتْ مَصِيرًا إِلَّا الْمُسْتَضْعَفِينَ مِنَ الرِّجَالِ وَالنِّسَاءِ وَالْوِلْدَانِ لَا يَسْتَطِيعُونَ حِيلَةً وَلَا يَهْتَدُونَ سَبِيلً
“Sesungguhnya orang-orang yang diwafatkan malaikat dalam keadaan menganiaya diri sendiri, malaikat bertanya (kepada mereka), ‘Dalam keadaan bagaimana kamu ini?’ Mereka menjawab, ‘Kami adalah orang-orang yang tertindas di negeri (Mekah).’ Para malaikat berkata, ‘Bukankah bumi Allah itu luas, sehingga kamu dapat berhijrah di bumi itu?’ Mereka itu tempatnya neraka Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali. Kecuali mereka yang tertindas baik laki-laki atau wanita atau anak-anak yang tidak mampu berdaya upaya dan tidak mengetahui jalan (untuk hijrah).” (QS. An-Nisa’: 97-98)
Tidak hanya cinta tanah air, bahkan cinta kepada saudara, ayah, ibu, dan kerabat jangan sampai mengalahkan cinta kita terhadap agama. Dikutip dari Ustadz Raehanul Bahraen, jangan sampai karena cinta kita kepada mereka, kita melakukan hal yang sebenarnya dilarang oleh agama.